Fenomena pengunduran diri Sri Mulyani dari jabatan menteri keuangan telah banyak diperbincangkan berbagai kalangan di negeri ini. Pengunduran dirinya yang telah disetujui oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini telah banyak membawa pengaruh bagi dinamika politik maupun ekonomi di Indonesia.
Pengundurandirinya ini tidak lepas dari permintaan Bank Dunia untuk menjadikan menteri keuangan kita ini menjadi Managing Director di kepengurusan Bank Dunia. Surat resmi dari orang nomor satu di Bank Dunia, Robert Zoellick telah diterima SBY sejak tanggal 30 April 2010 lalu. Jabatan yang akan dipegang oleh Sri Mulyani ini adalah jabatan tertinggi kedua di kepengurusan Bank Dunia. Dalam posisinya itu, Sri Mulyani nantinya akan mengawasi 74 negara di wilayah Amerika Latin dan Karibia, Timur Tengah dan Afrika Utara, Asia Timur dan Pasifik.
Pengundurandirinya dari jabatannya sebagai menteri keuangan banyak menuai tanggapan, mulai dari para pejabat teras DPR hingga para warga di warung kopi turut memperbincangkan pengunduran dirinya ini.
Banyak pihak mensyukuri pengunduran dirinya itu. Seorang anggota DPR dari fraksi Hanura, Fuad Bawazier menyatakan, bahwa pengunduran diri Sri Mulyani ini sesuai dengan hasil Pansus Hak Angket Century. Selain itu, pengunduran dirinya ini dinilai sebagai kemenangan Partai Golkar dalam perpolitikan Indonesia. Seperti yang telah kita ketahui, bahwa selama ini partai yang paling getol menyuarakan penon-aktifan Sri Mulyani adalah Partai Golkar yang dimotori oleh Abu Rizal Bakrie. Hal ini disuarakan oleg Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzanni pada diskusi “Pascamundurnya Sri Mulyani” di Gedung DPR Jakarta Kamis (6/5).
Selain itu, beberapa pihak menyatakan bahwa mundurnya Sri Mulyani adalah salah satu exit strategy dari segala permasalahan yang ada. Seperti yang telah diketahui, beberapa saat sebelum berita pengunduran diri Sri Mulyani menyebar ke masyarakat, ia tengah diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di kantor kerjanya selama 6 Jam pada hari Selasa (4/5). Selain itu, rekomendasi Pansus Century yang memvonis Sri Mulyani dan Boediono merupakan figur yang bertanggungjawab dalam kasus Century juga menjadi salah satu problem yang sedang “panas” di negeri ini. Menurut Hendri Suparni, salah satu ekonom Econit, ada aroma kerjasama politik antara pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Bank Dunia. Penawaran jabatan sebagai managing director dinilai untuk menyelamatkan reputasi Sri Mulyani yang ditengarai menjadi orang yang bertanggung jawab atas pemberian dana talangan Rp 6,7 triliun kepada Bank Century (bersama Boediono). Selain itu, pendapat lebih ekstrim lagi datang dari salah satu aktivis KAU (Koalisi Anti Utang), Dani Setiawan. Dalam keterangan persnya, Dani menyatakan bahwa pengangkatan Sri Mulyani sebagai managing director Bank Dunia di tengah proses hukum yang telah berlaku merupakan salah satu bentuk pelecehan terhadap kedaulatan politik dan hukum di Indonesia. Pengangkatan tersebut, menurut Dani, adalah intervensi yang kasar dari Bank Dunia di kancah politik dan hokum Indonesia. Masih menurut Dani, Sri Mulyani merupakan anggota dari Mafia Berkeley yang memiliki jaringan internasional yang kuat dan meluas, sehingga mudah bagi Bank Dunia untuk melakukan sebuah skenario penyelamatan dirinya.
Terlepas dari berbagai macam pro dan kontra yang ada di balik pengunduran dirinya ini, Sri Mulyani merupakan salah satu figur menteri keuangan terbaik yang dimiliki Indonesia. Sepanjang masa jabatannya, ia telah membuat suatu reformasi di kementrian keuangan, mulai dari perbaikan akuntabilitas dari anggaran negara serta pertanggungjawabannya, kebijakan fiskal yang tepat hingga dapat meningkatkan pendapatan negara secara signifikan, dan dapat menggawangi Indonesia melewati krisis keuangan global pada akhir 2008 lalu. Selain itu, menteri jebolan FE-UI ini juga merupakan seorang diplomat handal. Perannya dalam G-20 sangat besar sehingga Indonesia dianggap sebagai negara yang memiliki fundamental ekonomi yang cukup kuat. Maka dari itu, kita perlu menyayangkan keputusannya tersebut, Karena terbukti, dengan mundurnya Sri Mulyani dari jabatannya, IHSG langsung anjlok dan nilai tukar rupiah melemah. Hal ini mengindikasikan bahwa Sri Mulyani memang icon di kancah ekonomi Indonesia. Dan semoga pengangkatannya tersebut tidak akan membuat Sri Mulyani “kacang lupa dengan kulitnya”, sekalipun ia tengah banyak dirundung kasus di negeri sendiri, namun peran Sri Mulyani masih dibutuhkan untuk kemajuan ekonomi Indonesia.
Pengunduran Diri Sri Mulyani, Sebuah Catatan
09.21
ksei_cios
Posted in
akhbar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "Pengunduran Diri Sri Mulyani, Sebuah Catatan"
Posting Komentar